Tata cara
hidup yang tradisional masyarakat Kota Manado adalah menyangkut kebiasaan hidup
dan adat istiadatnya.
Kebiasan
hidup dan adat istiadat masyarakat Kota Manado lebih banyak dipengaruhi oleh
lingkungan masyarakat daerah Minahasa, karena secara hukum adat Kota Manado
adalah bagian dari Wilayah Minahasa.
Perkampungan
Pola
perkampungan dari tiap-tiap kelurahan di wilayah Kota Manado pada umumnya
terletak diatas tanah dataran, baik dataran tinggi maupun dataran rendah secara
berkelompok padat. Kelurahan yang satu dengan kelurahan yang lainnya
sambung-menyambung menjadi satu kesatuan mengikuti jalan raya maupun memanjang
mengikuti jalan-jalan kecil dan juga lorong-lorong.
Penduduk
Asli
Pembagian
penduduk Kota Manado didasarkan atas kewarganegaraan, yaitu Warga Negara
Indonesia (WNI) dan Warga Negara Asing (WNA). Penduduk asli Kota Manado terdiri
dari delapan sub suku bangsa, yakni Tonsea, Tombulu, Tontemboan, Toulour
Tonsawang, Pasan atau Ratahan, Ponosakan, dan Bantik.
Penduduk
Pendatang
Yang
termasuk penduduk pendatang di Kota Manado, adalah orang asing seperti Portugis
dan Spanyol yang keturunannya disebut orang Borgo Manado, Belanda yang disebut
orang Endo Manado, Chines yang disebut orang Cina Manado, Arab yang disebut
orang Arab Manado, Jepang serta India. Ada juga penduduk pendatang yang berasal
dari seluruh daerah di Indonesia, seperti dari Jawa, Sumatera, Kalimantan,
Papua, dan lain-lain.
Sistem Mata
Pencaharian Hidup
Sistem mata
pencaharian hidup masyarakat Kota Manado, seperti perikanan darat dan laut,
pertanian, peternakan, dan kerajinan. Namun rata-rata masyarakat Kota Manado
mempunyai profesi sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), Anggota TNI dan POLRI,
Pengusaha dan Karyawan, Buruh, Sopir, Tukang, dan Pembantu.
Sistem
Teknologi Dan Perlengkapan Hidup
Sistem
teknologi dan perlengkapan hidup masyarakat Kota Manado, yaitu alat-alat
produksi seperti alat produksi rumah tangga yang terbuat dari tanah liat,
tempurung, kayu dan bambu; alat-alat pertanian seperti pajeko, sisir, pacol,
sekop, peda, tamako, sabit, pisau, dan lain-lain; alat-alat perikanan seperti
perahu, perahu motor, pelang, soma, panah, tombak, jala, lampu petromax, nonae,
sosoroka, dan lain-lain; alat-alat peternakan seperti sangkar ayam dan itik,
pemotong rumput makanan kuda dan sapi, kandang babi, kandang kuda, dan
lain-lain; alat-alat kerajinan seperti pemintal tali, penjahit atap, benang
untuk membuat tali, martelu, peda, pisau, dan lain-lain; alat-alat distribusi
dan transportasi seperti perhubungan darat yakni bendi, sepeda, sepeda motor,
oplet, taxi, bus dan lain-lain, perhubungan lau yakni kapal motor, motor
tempel, dan perahu; makanan dan minuman seperti beras dan lauk pauk sebagai
makanan utama, ubi-ubian, pisang, dan buah-buahan sebagai makanan sampingan
serta makanan dan minuman khusus seperti tinutuan (bubur Manado), daun pepaya,
singkong, dan lain-lain serta minuman saguer selain air putih.
Pakaian Dan
Perhiasan
Pakaian dan
perhiasan masyarakat manado pada umumnya adalah buatan dalam negeri maupun luar
negeri. Pakaian dan perhiasan tersebut bermacam-macam motifnya serta dibuat
dari bermacam-macam bahan. Akan tetapi Kota Manado telah memiliki pakaian Khas
Manado yang sering digunakan pada saat Pemilihan Nyong dan Nona Manado atau pada
acara-acara khusus.
Rumah Tempat Tinggal
Rumah
sebagai tempat tinggal dari masyarakat Kota Manado, disebut dengan istilah :
Daseng yang terbuat dari bahan bambu/kayu kecil dan biasanya dipergunakan
untuk tempat mangaso; Sabuah yang terbuat dari bahan bambu/kayu dan biasanya
dipergunakan sebagai tempat penginapan sementara; serta rumah tempat tinggal
baik yang terbuat dari papan, semi parmanen, dan parmanen.
Sistem Kepercayaan
Masyarakat
Kota Manado masih memiliki kepercayaan lama, yakni kepercayaan kepada dewa-dewa
yang menghuni alam sekitar, seperti Opo Empung (Tuhan), Opo nenek moyang, Opo
kerabat, mahluk-mahluk penghuni gunung, sungai, mata air, hutan, bawah tanah,
pantai dan laut, hujan, dan mata amgin.
Selain itu
ada juga kepercayaan yang berhubungan dengan mahluk halus lainnya, seperti
mukur, pontianak, setang mangiung-ngiung, pok-pok, panunggu, jin, dan lulu.
Kesusastraan
Suci
Kesusastraan
suci berupa Masambo dalam bentuk syair guna meminta doa, meminta makanan,
naik rumah baru, dan perkawinan.
Sistem
Pengetahuan
Yang
berhubungan dengan alam fauna, yakni tanda-tanda bunyi burung dan tanda-tanda
melihat binatang yang merupakan tanda baik dan juga buruk bagi orang yang
mendengar dan melihatnya; Yang berhubungan dengan alam flora, yakni makanan dan
minuman, kebutuhan pengobatan, menentukan batas tanah, legenda asal usul, dan
kepentingan bahan bangunan; Yang berkaitan dengan tubuh manusia, yakni
menyangkut perbuatan terutama berupa larangan juga berupa mimpi.
Sistem
Pengetahuan Tentang Alam
Seperti melihat
bintang, maka sudah boleh menanam; tak seorangpun akan menanam atau
memetik/mengambil tumbuh-tumbuhan bilamana di siang hari bulan masih tampak;
bila awan dilangit kelihatan berpetak-petak tandanya banyak ikan dilaut; bila
terdengar segerombolan lebah terbang dari arah utara menuju selatan, alamat
akan terjadi musim kemarau yang panjang; bila terjadi angin ribut, hujan keras
dan banjir tandanya telah terjadi sesuatu yang melanggar norma kesusilaan.
Pengetahuan
Tentang Waktu
Melihat
matahari mulai terbit berarti sudah jam enam pagi, matahari diatas kepala sudah
jam dua belas siang, dan matahari masuk tandanya sudah jam enam sore. Mendengar
ayam berkokok tengah malam tandanya sudah jam dua belas tengah malam, berkokok
selanjutnya alamat sudah hampir siang atau jam tiga pagi, dan berkokok tak
putus-putusnya alamat sudah akan pagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar