Minggu, 10 Februari 2013

Tata Cara Hidup Masyarakat Kota Manado


Tata cara hidup yang tradisional masyarakat Kota Manado adalah menyangkut kebiasaan hidup dan adat istiadatnya.
Kebiasan hidup dan adat istiadat masyarakat Kota Manado lebih banyak dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat daerah Minahasa, karena secara hukum adat Kota Manado adalah bagian dari Wilayah Minahasa.
Perkampungan
Pola perkampungan dari tiap-tiap kelurahan di wilayah Kota Manado pada umumnya terletak diatas tanah dataran, baik dataran tinggi maupun dataran rendah secara berkelompok padat. Kelurahan yang satu dengan kelurahan yang lainnya sambung-menyambung menjadi satu kesatuan mengikuti jalan raya maupun memanjang mengikuti jalan-jalan kecil dan juga lorong-lorong.
Penduduk Asli
Pembagian penduduk Kota Manado didasarkan atas kewarganegaraan, yaitu Warga Negara Indonesia (WNI) dan Warga Negara Asing (WNA). Penduduk asli Kota Manado terdiri dari delapan sub suku bangsa, yakni Tonsea, Tombulu, Tontemboan, Toulour Tonsawang, Pasan atau Ratahan, Ponosakan, dan Bantik.
Penduduk Pendatang
Yang termasuk penduduk pendatang di Kota Manado, adalah orang asing seperti Portugis dan Spanyol yang keturunannya disebut orang Borgo Manado, Belanda yang disebut orang Endo Manado, Chines yang disebut orang Cina Manado, Arab yang disebut orang Arab Manado, Jepang serta India. Ada juga penduduk pendatang yang berasal dari seluruh daerah di Indonesia, seperti dari Jawa, Sumatera, Kalimantan, Papua, dan lain-lain.
Sistem Mata Pencaharian Hidup
Sistem mata pencaharian hidup masyarakat Kota Manado, seperti perikanan darat dan laut, pertanian, peternakan, dan kerajinan. Namun rata-rata masyarakat Kota Manado mempunyai profesi sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), Anggota TNI dan POLRI, Pengusaha dan Karyawan, Buruh, Sopir, Tukang, dan Pembantu.
Sistem Teknologi Dan Perlengkapan Hidup
Sistem teknologi dan perlengkapan hidup masyarakat Kota Manado, yaitu alat-alat produksi seperti alat produksi rumah tangga yang terbuat dari tanah liat, tempurung, kayu dan bambu; alat-alat pertanian seperti pajeko, sisir, pacol, sekop, peda, tamako, sabit, pisau, dan lain-lain; alat-alat perikanan seperti perahu, perahu motor, pelang, soma, panah, tombak, jala, lampu petromax, nonae, sosoroka, dan lain-lain; alat-alat peternakan seperti sangkar ayam dan itik, pemotong rumput makanan kuda dan sapi, kandang babi, kandang kuda, dan lain-lain; alat-alat kerajinan seperti pemintal tali, penjahit atap, benang untuk membuat tali, martelu, peda, pisau, dan lain-lain; alat-alat distribusi dan transportasi seperti perhubungan darat yakni bendi, sepeda, sepeda motor, oplet, taxi, bus dan lain-lain, perhubungan lau yakni kapal motor, motor tempel, dan perahu; makanan dan minuman seperti beras dan lauk pauk sebagai makanan utama, ubi-ubian, pisang, dan buah-buahan sebagai makanan sampingan serta makanan dan minuman khusus seperti tinutuan (bubur Manado), daun pepaya, singkong, dan lain-lain serta minuman saguer selain air putih.
Pakaian Dan Perhiasan
Pakaian dan perhiasan masyarakat manado pada umumnya adalah buatan dalam negeri maupun luar negeri. Pakaian dan perhiasan tersebut bermacam-macam motifnya serta dibuat dari bermacam-macam bahan. Akan tetapi Kota Manado telah memiliki pakaian Khas Manado yang sering digunakan pada saat Pemilihan Nyong dan Nona Manado atau pada acara-acara khusus.
 Rumah Tempat Tinggal
Rumah sebagai tempat tinggal dari masyarakat Kota Manado, disebut dengan istilah : Daseng yang terbuat dari  bahan bambu/kayu kecil dan biasanya dipergunakan untuk tempat mangaso; Sabuah yang terbuat dari bahan bambu/kayu dan biasanya dipergunakan sebagai tempat penginapan sementara; serta rumah tempat tinggal baik yang terbuat dari papan, semi parmanen, dan parmanen.

Sistem Kepercayaan
Masyarakat Kota Manado masih memiliki kepercayaan lama, yakni kepercayaan kepada dewa-dewa yang menghuni alam sekitar, seperti Opo Empung (Tuhan), Opo nenek moyang, Opo kerabat, mahluk-mahluk penghuni gunung, sungai, mata air, hutan, bawah tanah, pantai dan laut, hujan, dan mata amgin.
Selain itu ada juga kepercayaan yang berhubungan dengan mahluk halus lainnya, seperti mukur, pontianak, setang mangiung-ngiung, pok-pok, panunggu, jin, dan lulu.
Kesusastraan Suci
Kesusastraan suci berupa  Masambo dalam bentuk syair guna meminta doa, meminta makanan, naik rumah baru, dan perkawinan.
Sistem Pengetahuan
Yang berhubungan dengan alam fauna, yakni tanda-tanda bunyi burung dan tanda-tanda melihat binatang yang merupakan tanda baik dan juga buruk bagi orang yang mendengar dan melihatnya; Yang berhubungan dengan alam flora, yakni makanan dan minuman, kebutuhan pengobatan, menentukan batas tanah, legenda asal usul, dan kepentingan bahan bangunan; Yang berkaitan dengan tubuh manusia, yakni menyangkut perbuatan terutama berupa larangan juga berupa mimpi.
Sistem Pengetahuan Tentang Alam
Seperti melihat bintang, maka sudah boleh menanam; tak seorangpun akan menanam atau memetik/mengambil tumbuh-tumbuhan bilamana di siang hari bulan masih tampak; bila awan dilangit kelihatan berpetak-petak tandanya banyak ikan dilaut; bila terdengar segerombolan lebah terbang dari arah utara menuju selatan, alamat akan terjadi musim kemarau yang panjang; bila terjadi angin ribut, hujan keras dan banjir tandanya telah terjadi sesuatu yang melanggar norma kesusilaan.
Pengetahuan Tentang Waktu
Melihat matahari mulai terbit berarti sudah jam enam pagi, matahari diatas kepala sudah jam dua belas siang, dan matahari masuk tandanya sudah jam enam sore. Mendengar ayam berkokok tengah malam tandanya sudah jam dua belas tengah malam, berkokok selanjutnya alamat sudah hampir siang atau jam tiga pagi, dan berkokok tak putus-putusnya alamat sudah akan pagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar